Senin, 26 Juli 2010

Siapa Sebenarnya Ibukuuuu?????? Part 3

Setelah semuanya telah memperkenalkan diri mereka masing-masing, Nyonya Marissa berkataa: "Bisakah aku dan suamiku bicara sebentar denganmu Nyonya Levia?" Tanya Nyonya Marissa sambil tersenyum simetris dengan indah. "Tentu saja, mari kita ke depan!" Nyonya Rina mengajak Nyonya Marissa dan suaminya ke depan. "Anak-anak manis, kalian lanjutkan dulu aktifitas kalian yang tertunda tadi, nanti kalau aku sudah selesai aku panggil kembali kalian untuk berkumpul di ruang tamu lagi!" Ucap Nyonya Rina. "Iya Nyonyaaaaaa." Kami semua mengiyakan. Saat Nyonya Rina, Nyonya Marissa, dan Tuan Johnny sudah berbincang-bincang di depan, kami semua menguping untuk mengetahui apa yang di bicarakan mereka. Apakah tentang siapa yang akan diadopsi oleh Tuan dan Nyonya Vithyn? atau malah mereka bilang, mereka tidak jadi mengadopsi satu di antara kami. Rupanya Nyonya Rina sedang membicarakan tentang kami semua, jadi mudah-mudahan Nyonya Marissa dan Tuan Johnny tertarik akan mengadopsi satu di antara kami. Kami semua ingin mendengarkan sampai selesai. "Hey teman-teman menguping pembicaraan orang lain itu tidak baik, lebih baik kita menurut untuk melanjutkan aktifitas kita tadi yang tertunda. Nanti kita semua juga akan tahu apa keputusan Nyonya Marissa dan suaminya itu." Tiba-Tiba Shaanon anak paling tua di panti asuhan kami yang sudah sangat kami anggap sebagai kakak sendiri menasehati kami semua. Dan akhirnya kami semua sadar atas kesalahan kami itu. Akhirnya Aku pergi ke kamar untuk merenung. Tiba-tiba air mataku menetes, aku berfikir bahwa sebentar lagi mungkin aku akan kehilangan salah satu sahabat di panti asuhan ini atau malah aku yang akan pergi. Rasanya Kami sudah sangat dekat dan sangat berat untuk di pisahkan. Lalu aku sadar dan langsung menghapus air mata yang membasahi pipiku. "Bukankah persahabatan itu bukan akhir dari segalanya?" Aku bertanya pada diriku sendiri di dalam hati. Jika kita selalu berdoa, mungkin Tuhan akan mempertemukan kami kembali, lagi pula karena kami semua sudah saling menyayangi setiap ada apa-apa akan selalu mengabari panti asuhan ini. Kami semua merasa lebih lega dan tidak takut kalau yang akan mengadopsi adalah Orang tua yang baik hati seperti Pasangan Vithyn itu. Pasti orang tua angkat seperti mengizinkan anak angkatnya berhubungan dengan panti asuhan ini. Dua jam berlalu..."Anak-anaaaakk, kembali ke ruang tamu." Panggil Nyonya Rina pada kami semua. Akupun langsung berlari keluar kamar untuk segera ke ruang tamu. Teman-temanku di pantipun juga berlarian untuk segera menuju ruang tamu. Setelah semuanya di kumpulkan ke ruang tamu, Nyonya Marissa dan Tuan Johnny langsung mendekatiku dan aku tersenyum lebar. "Anak manis maukah kau menjadi anak kami?" Tanya Nyonya Marissa dan suaminya. "Iya,iya,iya aku mau, sangat mau." Kataku dengan gembira. Aku memeluk Nyonya Marissa dan Tuan Johnny dengan sangat erat. Kak Vita dan Nadia langsung berlari memelukku sambil menangis. "Tasia, jangan pergi!" Bujuk Kak Vita sambil menangis. "Tetaplah bersama kami di sini, aku tak mau berpisah denganmu." Nadia menangis sambil sangat memohon padaku untuk tidak pergi dan yang lain pun juga menangis. Nyonya Rina langsung menarik Kak Vita dan Nadya. "mm..maafkan Vita dan Nadya Nyonya,Tuan, mereka sangat dekat sampai tidak ingin berpisah maka izinkanlah Tasia tetap berhubungan dengan panti asuhan ini." Ucap Nyonya Rina sambil terbata-bata dan juga menangis. "Tentu saja, bahkan jika Tasia ingin main ke panti ini lagi kami akan mengantarkannya dengan senang hati." Ucap Tuan Johnny sambil tersenyum padaku. "Suamiku benar, Nyonya Rina." Sambung Nyonya Marissa. Nyonya Rina menyuruhku untuk merapikan barang-barangku yang akan di bawa. Setengah jam kemudian aku sudah siap berangkat. Setelah kami semua sudah berada di depan panti, Tuan Johnny segera mengambil tasku dan memasukkannya ke mobil. Sebelum aku masuk ke dalam mobil aku memeluk Nyonya Rina sambil menangis dan juga Kak Vita serta Nadya. "Kalau ada berita suka dan duka tentang dirimu, kabari kami ya!" Kata Kak Vita sambil mengusap air matanya dan aku mengangguk. Aku langsung berlari masuk ke dalam mobil dan membuka jendela untuk mendada-dadai sahabat-sahabatku di panti asuhan. Mobil mulai jalan dan semuanya melambaikan tanya ke padaku begitupun juga aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar